Software, Info Unik, Tips unik, trik blogger

MAKALAH PENYAKIT MENULAR DAN VIRUS CORONA

MAKALAH

 

PENYAKIT MENULAR DAN

 

VIRUS CORONA

 

 

 

 

 

OLEH ;

 

ANNISA SALSABILA

 

XMIA1

 

 

 

 

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

 

 

 

 

SMA NEGERI 3 MEDAN

 

TAHIUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

 

 

 

 

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PENYAKIT MENULAR dan VIRUS CORONA “. Sesuai dengan keadaan dan peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia.

 

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis juga berharap dengan membaca makalah ini pembaca dapat mewaspadai berbagai virus yang dapat mengganggu kesehatan kita dan Penulis berharap semoga segala bencana dan peristiwa yang kita alami sekarang dapat segera berakhir dan kita semua dapat melakukan aktivitas seperti biasa lagi.

 

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah serta makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

 

 

 

 

 

 

 

 

Penyusun


DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR

 

DAFTAR ISI

 

BAB I PENDAHULUAN

 

A.          Latar Belakang

 

B.           Identifikasi Masalah

 

C.           Rumusan Masalah

 

D.          Tujuan Masalah

 

 

BAB II PEMBAHASAN

 

KAJIAN TEORI

 

 

A.            Penyakit Menular

 

1.      Pengertian

 

2.      Jenis – Jenis Penyakit Menular

 

B.           Pengertian Virus Corona

 

C.           Sejarah dan Perkembangan Virus Corona

 

D.          Awal Mula masuknya Virus Corona di Indonesia

 

E.           Cara Penyebaran Virus Corona

 

F.            Negara dan Jumlah kasus Virus Corona di belahan dunia

 

G.          Gejala Virus Corona

 

H.          Cara Pencegahan Virus Corona

 

I.              Akibat Pandemi Virus Corona

 

 

 

 

BAB III PENUTUP

 

A.          Kesimpulan

 

B.          Saran


 

 

DAFTAR PUSTAKA


 

 

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

A.          Latar Belakang

 

Berdasarkan dengan yang dialami oleh kita sekarang, oleh karena itu saya sebagai penulis mengangkat Penyakit Menular dan Virus Corona sebagai judul makalah saya

 

Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia. Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (triple burden disease) (Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang seperti leptospirosis (Widarso dan Wilfried, 2008). Menurut Depkes RI Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen, dan bergerak aktif yang menyerang hewan dan manusia. Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari hewan verterbrata ke manusia atau sebaliknya (Depkes RI, 2005). Angka kejadian leptospirosis di dunia sangat rendah dikarenakan terlambatnya penanganan medis dan diagnosis oleh tenaga kesehatan (WHO, 2010). Pelaporan penyakit leptospirosis terkendala karena sulitnya diagnosis klinis disebabkan karena gejala awal penyakit leptospirosis karena keterbatasan pengetahuan pasien untuk mendeteksi dini penyakit ini 2 (Velineni, 2007). Leptospirosis sering disebut dengan Neglected Infectious Diseases (NIDs) atau penyakit infeksi yang terabaikan (Rusmini, 2011).

 

Menurut Internasional Leptospirosis Society (ILS) Indonesia merupakan negara dengan insiden leptospirosis berada pada peringkat 3 di bawah negara Cina dan India. Angka kematian leptopirosis pada penderita usia 50 tahun keatas dapat mencapai 56% (CFR). Kejadian Luar Biasa (KLB) insiden penyakit leptospirosis mencapai lebih dari 100 per 100.000 penduduk per tahun (WHO, 2010). Angka kematian leptospirosis pada penderita usia 50 tahun keatas dapat mencapai 56% ( WHO, 2010).

 

Selain itu, terdapat pula Virus yang sedang berkembang sekarang yang biasa disebut Virus Corona. Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan


 

ataupun pada manusia. Di indonesia, masih melawan virus Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu.

 

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah.

 

B.          Identifikasi Masalah

 

Identifikasi Masalah berdasarkan uraian di atas terdapat masalah yang di Identifikasi, antara lain:

 

1.      Masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyakit yang menular dan akibatnya

 

2.      Masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahayanya virus corona

 

3.      Masih kurangnya pemahaman tentang gejala dan cara pencegahan virus

 

 

 

C.   Rumusan Masalah

 

Permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

1.      Apa itu Virus Corona ?

 

2.      Bagaimana Virus Corona dapat mewabah seperti sekarang ?

 

3.      Apa bahayanya Virus Corona

 

4.      Mengapa kita harus mencegah penularan virus ini ?

 

5.      Bagaimana cara pencegahan virus corona ?


 

 

D.          Tujuan Masalah

 

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :

 

1.      Memenuhi salah satu tugas pelajaran olahraga

 

2.      Mengetahui cara menghindari penyakit yang menular

 

3.      Mengetahui penyebab dan dampak dari virus corona

 

4.      Mengetahui lebih dalam mengenai virus corona

 

5.      Mengetahui cara pencegahan virus corona


BAB II

PEMBAHASAN

 

KAJIAN TEORI

 

A.       Penyakit Menular

 

1.       Pengertian

 

Definisi penyakit menular adalah gangguan yang disebabkan oleh organisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Disamping itu juga ada banyak organisme yang ada di dalam tubuh yang bersifat membantu kekebalan tubuh, namun dalam kondisi tertentu, beberapa organisme menyebabkan penyakit. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, beberapa penyakit menular dapat ditularkan dari orang ke oranga. Beberapa juga bisa ditularkan oleh serangga atau hewan lainnya. Penyakit menular disebabkan oleh agen biologi seperti mikroorganisme pategonik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit. Keberadaan mereka ada di dalam atau permukaan tubuh, sehingga dapat menyebabkan infeksi. Perpindahan agen infeksi atau parasit tersebut dari individu yang sakit ke individu sehat dinamakan penularan penyakit. Jika seseorang terkena suatu bakteri atau terinfeksi namun kesehatan dalam tubuh tidak berubah maka proses ini disebut infeksi subklinis. Prinsip tersebut diilustrasikan dengan penggunaan vaksin untuk pencegahan penyakit menular. Misalnya, virus yang menyebabkan campak dapat dilemahkan atau digunakan sebagai agen imunisasi.

 

Kelompok penyakit menular

 

Penyakit menular yang disebabkan oleh suatu agen infeksi atau produk racun dari orang maupun hewan bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat tiga kelompok utama penyakit menular, yaitu:

 

1.      Penyakit sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi

 

2.      Penyakit menular tertentu yang menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.

 

3.      Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.


Agen menular atau infeksi

 

Agen infeksi dapat dibagi menjadi beberapa kelompol berdasarkan ukuran, karakteristik bikokima, atau cara mereka berinteraksi dengan inang manusia. Berikut agen infkesi:

 

1.      Bakteri

 

Bakteri dapat bertahan hidup di dalam tubuh tetapi di luar sel individu. Beberapa bakteri diklasifikasikan sebagai aerob, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan. Sementara beberapa bakteri yang lain ditemukan di usus kecil orang sehat, tumbuh tidak dengan oksigen, sehingga disebut anaerob. Infeksi bakteri umumnya disebabkan oleh pneumokokus, stafilokokus, dan treptokokus yang sifatnya komensal (organismen yang hidup tidak berbahaya pada inangnya) di saluran pernapasan atas. Namun dibeberapa kondisi serius dapat menjadi ganas seperti pneumonia, septikemia (keracunan darah), dan meningitis.

 

2.      Klamidia

 

Klamidia adalah organisme intraseluler yang ditemukan di banyak vertebrata, termasuk burung, mamalia, dan manusia. Penyakit klinis disebabkan oleh spesies chlamydia trachomatis, yang sering menjadi penyebab infeksi genital pada wanita. Jika seorang bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi, maka bayi akan mengalami penyakit mata (konjungtivitis) dan pneumonia. Anak-anak kecil kadang mengalami infeksi telinga, radang tenggorokan, dan penyakit saluran pernapasan karena Kalmidia. Klamidia lainnya adalah chlamydophila psittaci yang menghasilkan psittacosis dari paparan unggas yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai oleh paru-paru, sakit kepala, lemah, lelah, mual, dan muntah.

 

3.      Rickettsia

 

Manusia tertular sebagian besar penyakit rickettsia hanya ketika mereka masuk ke dalam siklus di mana rickettsia hidup, biasanya pada parasit tikus yang ada pada tikus kemudian menggigit manusia.

 

4.      Mikoplasma dan ureaplasma

 

Memiliki ukuran dari 150 hingga 850 nanometer. Mereka ada di alam dan mampu menyebabkan penyakit meluas. Namun biasannya penyakit yang diakibatkan dari kedua agen ini lebih ringan daripada disebabkan oleh bakteri. Mikoplasma dapat


 

menyebabkan ruam merah, beberapa orang yang terinfeksi organisme ini mengalami mual, muntah, diare, dan kram nyeri perut. Biasanya mikoplasma menyebabkan peradangan pankreas atau hato, serta infeksi otak dan sumsum tulang belakang merupakan komplikasi serius.

 

5.      Virus

 

Virus bukanlah organisme hidup, sebaliknya mereka adalah fragmen asam nukleat yang dikemas dalam mantel protein yang membutuhkan sel hidup untuk bereplikasi. Yang menyebabkan infkesi pada manusia adalah virus varicella zoster, herpes zoster, virus epstein barr dan masih banyak yang lainnya. Ada banyak virus lain yang ditransmisikan antara manusia dan yang secara signifikan menyebabkan penyakit dan kematian. Virus influenza musiman, misalnya beredar secara global setiap tahun menyebabkan penyakit influenzza musiman dan kematian setiap tahun. Selain itu, jenis baru virus menular muncul secara berkala. Beberapa diantaranya kini ditularkan dari reservoir hewan seperti kelelawar, babi, atau primata ketika manusia berada dalam kontak dekat dengan hewan yang membawa virus tersebut.

6.      Parasit

 

Di antara parasit yang paling menular adalah protozoa. Organisme uniseluler yang tidak memiliki dinding sel, menyebabkan penyakit seperti malaria.

 

 

2.       Jenis – Jenis Penyakit Menular

 

Berikut beberapa jenis penyakit menular yang sering terdapat di Indonesia

 

-          Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

 

Infeksi saluran pernapasan dapat menyerang hidung, tenggorokan, saluran napas, dan paru-paru. ISPA diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala tenggorokan sakit atau nyeri telan, batuk kering atau berdahak, dan pilek. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh virus, namun bisa juga disebabkan oleh bakteri. ISPA yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya akan membaik dalam waktu 3 – 14 hari. ISPA dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, membiasakan cuci tangan. Perhatikan pula etika batuk dan bersin, serta gunakan masker agar virus dan bakteri tidak menular ke orang lain.


-          Diare

 

Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB). Penyakit ini ditandai dengan BAB lebih dari tiga kali sehari, disertai rasa mulas, dengan konsistensi tinja cair, dan dapat disertai dengan darah dan atau lendir. Diare mungkin dianggap sepele padahal dapat berpotensi kematian, terutama pada balita. Diare menular melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.

 

-          TB

 

TB (tuberkulosis) masih menjadi pembunuh terbanyak di antara penyakit menular. Berdasarkan data WHO tahun 2017, diperkirakan ada 1 juta kasus TB di Indonesia. TB disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru-paru, namun bakteri tersebut bisa juga menyerang bagian tubuh lain seperti tulang dan sendi, selaput otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput jantung. Bakteri ini ditularkan melalui udara saat penderita batuk atau bersin. TB dapat dicegah melalui pemberian vaksin BCG.

 

-          Demam dengue

 

Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam dengue merupakan penyakit musiman yang umum terjadi di negara beriklim tropis. Di Indonesia, penyakit menular ini lebih banyak terjadi di saat musim hujan. Demam dengue dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat yaitu demam berdarah dengue (DBD).

 

-          Cacingan

 

Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing kremi yang menginfeksi usus. Cacingan dapat mengakibatkan anemia (kurang darah), lemas, dan mengantuk, sehingga produktivitas menurun. Hal ini karena cacing menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat dan protein. Pada wanita hamil, cacingan dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah dan masalah pada persalinan. Cacingan menular melalui kontak langsung, misalnya saat tangan yang kotor dimasukkan ke dalam mulut, atau secara tidak langsung saat Anda menyentuh makanan atau benda yang mengandung telur cacing.


-          Penyakit kulit

 

Kudis dan kurap menjadi penyakit kulit menular yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Penularan penyakit ini terkait dengan kebersihan diri dan lingkungan.

 

Selain itu, kusta juga masih diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia. Gejalanya berupa bercak putih atau merah di kulit yang mati rasa. Kusta dapat menular melalui percikan air liur, bersin, maupun kontak melalui kulit yang luka. Penyakit ini dapat menyebabkan cacat permanen jika tidak diobati sejak dini.

 

-          Malaria

 

Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan juga ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria umumnya menunjukkan gejala demam, menggigil, sakit kepala, berkeringat, nyeri otot, disertai mual dan muntah. Malaria termasuk penyakit endemik dengan daerah yang masih memiliki kasus yang tinggi berada di wilayah Indonesia timur. Penduduk yang tinggal di wilayah endemik malaria memiliki risiko tertinggi tertular penyakit ini.

 

-          Difteri

 

Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Gejalanya berupa demam dan peradangan pada selaput saluran pernapasan bagian atas, hidung, serta kulit. Pada tahun 2017, difteri pernah menjadi kasus luar biasa di Indonesia. Kondisi ini terjadi karena diduga terdapat kelompok yang mudah tertular difteri akibat tidak mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak lengkap.

 

Selain contoh-contoh diatas, baru- baru ini dunia dihebohkan dengan penyakit / virus yang menular yang dikenal dengan sebutan “Virus Corona atau COVID-19”. Berikut adalah penjelasan tentang Virus Corona

 

B.                 Pengertian Virus Corona

 

Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

 

Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:


·      Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).

 

·      Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

 

·      Pneumonia.

 

SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut. Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:

·         HCoV-229E.

 

·         HCoV-OC43.

 

·         HCoV-NL63.

 

·         HCoV-HKU1.

 

·      SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).

 

·      MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).

 

·      COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus menyebabkan wabah pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020. Indonesia sendiri mengumumkan adanya kasus covid 19 dari Maret 2020

 

 

 

C.                Sejarah dan Perkembangan Virus Corona

 

Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV.

 

Virus Corona bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.

 

Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak. Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.


 

Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.

 

Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO mendeklarasikannya sebagai pandemi global.

 

 

 


Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas.

 

Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe menemukan bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu tersebut.

 

 

Pada akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus infeksi bronkitis, virus hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan, yang semuanya telah ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama virus corona, kemudian secara resmi diterima sebagai genus virus baru.


Jenis Virus Corona

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Virus Corona masuk dalam subfamili Coronavirinae dalam keluarga Coronaviridae. Berbagai jenis virus corona pada manusia bervariasi dari tingkat keparahan gejala hingga kecepatan menyebar.

 

Dokter saat ini mengenali tujuh jenis virus corona yang dapat menginfeksi manusia. Jenis yang paling umum yaitu:

 

-          229E (alpha coronavirus)

 

-          NL63 (alpha coronavirus)

 

-          OC43 (beta coronavirus)

 

-          HKU1 (beta coronavirus)

 

 

 

Strain lain yang sebenarnya cukup jarang malah menyebabkan komplikasi yang lebih parah yaitu MERS-CoV, yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan SARS-CoV, virus yang bertanggung jawab atas Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pada akhir Desember 2019, jenis baru yang disebut SARS-CoV-2 mulai beredar, yang kemudian menyebabkan penyakit dan dikenal sebagai COVID-19.

 

 

SARS

 

SARS coronavirus (SARS-CoV) adalah virus yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003. SARS-CoV dianggap sebagai virus yang dibawa dari hewan yang diduga kelelawar dan menyebar ke hewan lain (luwak) serta manusia. Infeksi pertama pada manusia terjadi di provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tahun 2002. Dalam beberapa bulan, SARS menyebar ke lebih dari dua lusin negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Saat epidemi tersebut, virus telah menyebar ke lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia dan membunuh hampir 800 orang.

 

Pada saat itu, pemerintah Cina dikritik karena merespons secara perlahan terhadap wabah tersebut dan menyembunyikan keseriusan penyakit tersebut. Dikutip dari Healthline, salah satu perubahan terbesar sejak SARS adalah kemajuan dalam teknologi yang dibutuhkan untuk memahami virus dan mengembangkan tes atau perawatan diagnostik. Pada bulan Januari, para ilmuwan Cina telah mengurutkan virus, yang pertama kali muncul pada bulan Desember. Mereka juga membuat informasi itu tersedia bagi para ilmuwan di seluruh dunia. Dengan SARS, para ilmuwan butuh sekitar 5 bulan untuk mengidentifikasi virus setelah mulai menyebar.

 

 

Komplikasi lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan setengah dari semua orang yang berusia di atas 65 tahun yang menjadi sakit tidak bertahan hidup. Pihak berwenang akhirnya mengendalikan SARS pada Juli 2003.

 

 

MERS


 

 

 Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona (Middle East respiratory syndrome syndrome, atau MERS-CoV) yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Beberapa kasus infeksi MERS-CoV yang


 

dikonfirmasi di laboratorium dilaporkan tidak menunjukkan gejala, artinya mereka tidak memiliki gejala klinis, namun mereka positif terinfeksi MERS-CoV setelah menjalani tes laboratorium. Gejala MERS yang khas termasuk demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia umum terjadi, tetapi tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah dilaporkan.

 

Meskipun sebagian besar kasus manusia dari infeksi MERS-CoV telah dikaitkan dengan infeksi manusia ke manusia menurut kesehatan, bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris adalah inang utama untuk MERS-CoV dan sumber hewan dari infeksi MERS pada manusia. Namun, peran pasti unta dromedaris dalam penularan virus dan rute penularan yang pasti belum diketahui. Asal-usul virus tidak sepenuhnya dipahami tetapi, menurut analisis dari genom virus yang berbeda, diyakini bahwa itu mungkin berasal dari kelelawar dan ditransmisikan ke unta di masa lalu.

 

 

COVID-19

 

 

 Virus corona yang pertama kali muncul dan menyebar ke manusia berasal dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Setelah ditelusuri, ternyata beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama, yaitu mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan. Dilansir dari The New York Times, pasar kemudian ditutup dan didesinfeksi, sehingga hampir tidak mungkin untuk menyelidiki hewan mana yang mungkin merupakan asal mula yang tepat. Kelelawar dianggap sebagai sumber yang memungkinkan, karena mereka telah berevolusi untuk hidup berdampingan dengan banyak virus, dan mereka ditemukan sebagai titik awal untuk SARS.


 

Ada juga kemungkinan bahwa kelelawar menularkan virus ke hewan peralihan, seperti trenggiling, yang dikonsumsi sebagai makanan lezat di beberapa bagian wilayah di Cina, dan mungkin kemudian menularkan virus ke manusia. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa virus ini memiliki urutan sekuens genetik yang mirip 88% dengan virus corona dari kelelawar. Hal itu menjadi dugaan sementara dari mana virus corona muncul.

 

 

D.                Awal Mula Masuknya Virus Corona di Indonesia

 

 

Virus corona atau Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu. Penyebaran virus yang belum ditemukan penawarnya itu hingga kini tak terkendali. Sudah 200 lebih negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus corona.

 

Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan pada dua warga Depok, Jawa Barat awal Maret lalu. Data hingga Sabtu, 28 Maret 2020 jumlah warga yang dinyatakan positif terkena virus corona mencapai 1.155 dan 102 di antaranya meninggal dunia. Cepatnya penyebaran virus ini di Indonesia menurut Juru Bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto karena banyak warga yang tak mengikuti imbauan untuk tetap di rumah.

 

Kronologi Lengkap

 

Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona berdansa dengan WNA Jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru dansa dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman dekatnya. Selang dua hari, yakni 16 Februari 2020 pasien terkena sakit batuk. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan untuk rawat jalan atau kembali ke rumah. Namun, sakit yang dideritanya tidak kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk ke rumah sakit dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat inilah, batuk yang diderita pasien mulai disertai sesak napas. Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut, pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu positif terinfeksi virus corona.

 

Kemudian pasien tersebut memberi tahu perawat rumah sakit dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso


E.                 Cara Penyebaran Virus Corona

 

 

 

Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

 

·         Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).

 

·         Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.

 

·         Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona.

 

·         Tinja atau feses (jarang terjadi)


 

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.

 

Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.

 

 

 

 

F.                 Negara dan Jumlah Kasus Virus Corona di Belahan Dunia Data 6 Mei 2020

 

No.

Negara

Terkonfirmasi

Meninggal

Sembuh

 

 

 

 

 

1.

Amerika Serikat

1.237.633

72.271

200.628

 

 

 

 

 

2.

Spanyol

250.561

25.613

154.718

 

 

 

 

 

3.

Italia

213.013

29.315

85.231

 

 

 

 

 

4.

Inggris

194.990

29.427

-

 

 

 

 

 

5.

Perancis

170.551

25.531

52.736

 

 

 

 

 

6.

Jerman

167.007

6.993

135.100

 

 

 

 

 

7.

Rusia

155.370

1.451

19.865

 

 

 

 

 

8.

Turki

129.491

3.520

73.285

 

 

 

 

 

9.

Brazil

115.953

7.958

48.221

 

 

 

 

 

10.

Iran

99.970

6.340

80.475

 

 

 

 

 


 

11.

China

82.883

4.633

77.911

 

 

 

 

 

12.

Kanada

62.046

4.043

26.933

 

 

 

 

 

13.

Peru

51.189

1.444

15.413

 

 

 

 

 

14.

Belgia

50.509

8.016

12.441

 

 

 

 

 

15.

India

49.400

1.693

14.142

 

 

 

 

 

16.

Belanda

41.087

5.168

-

 

 

 

 

 

17.

Arah Saudi

30.251

200

5.431

 

 

 

 

 

18.

Swiss

30.009

1.795

25.400

 

 

 

 

 

19.

Indonesia

12.776

2.381

930

 

 

 

 

 

 

 

 

 

G.                Gejala Virus Corona

 

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:

 

·         Hidung beringus.

 

·         Sakit kepala.

 

·         Batuk.

 

·         Sakit tenggorokan.

 

·         Demam.

 

·         Merasa tidak enak badan.

 

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-

19), yang mengakibatkan gejala seperti:

 

·         Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap pneumonia.

 

·         Batuk dengan lendir.


·         Sesak napas.

 

·         Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

 

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

 

 

H.                Cara Pencegahan Virus Corona

 

-                      Perlindungan untuk semua orang

 

Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web WHO dan melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah Anda. Di banyak negara di dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil memperlambat atau menghentikan wabah yang terjadi di wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita terbaru. Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:

 

1.      Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.

 

2.      Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.

 

3.        Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.

 

4.      Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.


 

5.      Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

 

6.      Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut –

 

terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.

 

 

-    Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke (dalam waktu 14 hari terakhir) wilayah di mana COVID-19 menyebar

 

 

1.  Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)

 

2.  Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda mulai merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan pilek ringan, sampai Ana sembuh. Jika orang lain harus membawakan Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk membeli makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi orang lain.

 

Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang lain akan terlindung dari virus COVID-19 dan lainnya dan fasilitas kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif.

 

3.  Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan dapat lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu mencegah kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-virus lainnya.


 

 

 

 

I.                   Akibat Pandemi Virus Corona

 

1.      Dampak Negatif

 

-          Perekonomian di seluruh dunia menurun

 

-          Penyalahgunaan narkoba dan alkohol meningkat

 

-          Kepanikan belanja dan kelangkaan barang

 

-          Tenaga medis mengalami kelelahan fisik dan mental

 

-          Perubahan dalam berinteraksi dan bersosialisasi

 

-          Penurunan penggunaan transportasi umum

 

-          Peningkatan transaksi non tunai

 

 

2.      Dampak Positif

 

-          Kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat meningkat

 

-          Langit cerah, polusi berkurang

 

-          Semakin dekat dengan keluarga

 

-          Lebih memanfaatkan waktu kebersamaan

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

 

A.          Kesimpulan

 

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19).

 

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona bersifat zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian


 

menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

 

Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

 

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

 

B.          Saran

 

Virus Corona telah menghebohkan belahan dunia beberapa bulan terakhir. Saya membuat makalah ini agar kita semua dapat mengetahui dan menghindari Virus ini. Tetaplah waspada, namun jangan panic! Kita tidak sendirian, banyak orang yang mengalami hal ini juga. Mari kita bersama untuk melawan virus ini dengan tetap di rumah saja dan menjaga kebersihan. Kita ambil hikmah dan dampak positifnya. Mari kita juga saling membantu kepada orang yang membutuhkan, karena akibat pandemic ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya. Ayo kita bersama Melawan Corona untuk kehidupan kita yang lebih baik lagi.

 

#STAYATHOME #AYOKITAMELAWANCORONA #SALINGMEMBANTU


 

 

Daftar Pustaka

 

https://www.kompasiana.com/ratnanirmala/5e7617a3097f3676b41aebf2/latar-belakang-dan-perkembangan-virus-corona

 

https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/02/143000069/apa-itu-penyakit-menular-

 

?page=all.

 

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-yang-umum-di-indonesia

 

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

 

https://www.merdeka.com/jateng/sebelum-covid-19-inilah-sejarah-virus-corona-yang-menginfeksi-manusia-kln.html

 

https://www.merdeka.com/trending/cerita-lengkap-asal-mula-munculnya-virus-corona-di-indonesia.html

 

https://jogja.tribunnews.com/2020/05/06/update-virus-corona-seluruh-dunia-6-mei-2020-berikut-daftar-20-negara-dengan-angka-kasus-tertinggi?page=all

 

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public

 

https://www.simulasikredit.com/dampak-pandemi-virus-corona-terhadap-dunia/

Tag : Makalah
0 Komentar untuk "MAKALAH PENYAKIT MENULAR DAN VIRUS CORONA"

>> Komentar SARA, SPAM, Link.Akan dihapus.

>> Terima kasih telah berkunjung di Blog sederhana ini. Salam sukses..!

Seluruh Hak Cipta Artikel/posting/hal lain yang ada pada blog ini adalah milik pemilik aslinya.
Back To Top